Reby Oktarianda, S.Pd
Coordinator SM3T IV UR Jayawijaya/Guru SMP Negeri 4 Wamena
“Bapak guru, sudah habis jam
pelajaran toh. Kita boleh pulang”? Tanya sang anak pada ku.
“Oh iyakah? Ya sudah, kau “tuki” (pukul) lonceng sana”. Sambut ku.
Tak ambil waktu lama, sang anak
tersebut dengan semangat menuju lonceng dan memukul nya dengan keras dengan
harapan lonceng berbunyi dan menandakan pulang sesaat setelah dia memukul
lonceng. Memukul lonceng bak seorang pahlawan. Kenapa tidak? Saat masih dibangku
sekolahan, hal yang paling ku sukai adalah memukul lonceng sekolah dengan
harapan biar cepat pulang sekolah jauh dari kejenuhan belajar dan bisa bermain
di luar bersama teman-teman. Tidak jauh beda dengan keadaan di daerah tempatan
(Jayawijaya), memukul lonceng juga menjadi sesuatu yang digemari banyak anak.
Tepat yang ku bayangkan, setelah bunyi lonceng anak-anak bukannya pulang ke
rumah melainkan bermain voli bersama-sama di halaman sekolah. Begitulah
rutinitas di SMP negeri 4 Wamena. Olahraga
yes, belajar yes or no.
Bicara mengenai lonceng sekolah
ada yang menarik di daerah tempatan (Jayawijaya) ku mengabdi. Bila di daerah
maju biasa lonceng sekolah sudah berganti dengan bel yang diberi pengeras suara
dan dimodifikasi dengan lagu-laguan durasi pendek. Namun lain cerita di sini.
Lonceng di beberapa sekolah yang ada di daerah tempatan (Jayawijaya) bisa
dikatakan unik dan jadul. Hal ini ku dapat setelah berkunjung ke beberapa
sekolah tempat teman-teman SM3T mengabdi. Mau tahu jenis loncengnya seperti apa?
Mau tahu apa mau tahu banget? Hhihi..
Ini dia *senyummalumalu
Gbr 1. Lonceng SD Inpres Sogokmo, Jayawijaya (sekolah tempatan Fauzan Azimah)
Gbr 2. Lonceng SD Inpres Air Garam, Jayawijaya (sekolah tempatan Marsidi) |
Gbr 3. Lonceng SMP Negeri 4 Wamena, Jayawijaya (Sekolah tempatan penulis) |
Gbr 4. Lonceng SD YPPGI Hitigima, Jayawijaya (sekolah tempatan Haritsah) |
Begitulah keadaan disini dan hal
tersebut baru bagi ku pribadi. Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
0 Response to "Lonceng (hore pulang)"
Post a Comment