Kami Mampu Bersaing

Oleh: ENDANG S TORINA, S.Pd
Email: putra_petualang59@yahoo.com 
(Guru SM-3T Universitas Riau)
 Pekan Generasi Emas Jayawijaya digagas SM-3T Angkatan IV pada tanggal 29 – 02 Mei 2015 merupakan ajang kompetisi antar sekolah-sekolah di Kabupaten Jayawijaya untuk memotivasi dan menyalurkan bakat serta minat anak-anak dari daerah tertinggal. Penulis yang bertugas di SMP N 3 Wamena dengan siswa yang 100% orang lokal tanpa pendatang turut memeriahkan acara tersebut dengan mendaftarkan seluruh siswa dari kelas VII hingga kelas IX ke dalam lomba-lomba tersebut. Lomba-lomba yang diampu tingkat SMP antara lain Cerdas Tangkas, Menari, Vocal Group, Deklamasi Puisi, dan Gerak Jalan.


Persaingan di Kabupaten Jayawijaya berkutat antara anak pendatang dan anak orang lokal. Kami menyebutnya begitu. Sungguh ketimpangan yang nyata sekali dikarenakan pengetahuan anak pendatang lebih baik dibanding anak lokal. Setidaknya itu persepsi sebagian besar masyarakat luas dan penilaian sepintas kami-kami yang baru datang ini. Tapi penulis dan kepala sekolah pesimis, bahwa sekolah kami mempunyai kualitas orang lokal yang lebih baik, dan kami mampu disetarakan dengan kemampuan anak pendatang.

Hari yang ditunggu tiba. Lomba Cerdas Tangkas mendahului untuk hanya mendapatkan 4 regu di final yang akan diadakan di gedung Ukumearek. SMP N 3 Wamena mengirimkan 3 regu. Dan benar saja. Salah satu regu dari SMP N 3 masuk semifinal. Kami sangat bangga. Regu kamilah satu-satunya regu dengan kesemua personilnya anak lokal. Walaupun tidak sampai ke final, anak-anak ini cukup membuat penulis percaya bahwa anak-anak lokal yang sempat diremehkan ini sangat teramat mampu.

Deklamasi puisi, menari, dan vocal group berjalan sebagaimana mestinya. Anak-anak dari SMP N 3 Wamena yang setau penulis kesehariannya pemalu, tampil menakjubkan dan penuh percaya diri. Mereka benar-benar memberi kejutan yang luar biasa.


Gerak jalan di hari jumat juga memberi kejutan yang sangat-sangat luar biasa dari pada yang lain. Anak-anak dengan kostum berbeda dari sekolah lain datang dengan bulu ayam dan cendrawasih di kepala serta badan penuh arang. Hitam. Tapi kreatif dan sangat unik. Tidak hanya itu, mereka berjalan di rute yang telah panitia sediakan dengan rapi dan kompak. Latihan yang hanya beberapa hari ternyata cukup membuat mereka mengerti sedikit banyak tentang berjalan dengan serasi dan memukau penonton. Walaupun variasi yang ditampilkan tidak banyak seperti sekolah-sekolah dengan mayoritas anak pendatang dan sekolah di kota, mereka tetap menarik perhatian karena kostum yang bergerak-gerak saat mereka berjalan dan kekompakan melakukan perintah-perintah komandan regu. Mereka pun meraih juara II putri dan juara III putra. Ini cukup memberi hadiah yang besar untuk sekolah sebelum mereka yang kebetulan duduk di kelas IX meninggalkan sekolah.

Jadi, biarpun banyak yang mencibir dan pesimis terhadap masa depan mereka, penulis percaya anak-anak lokal ini hanya butuh sedikit polesan dan motivasi untuk sedikit saja setara dengan level anak pendatang.

1 Response to "Kami Mampu Bersaing"

  1. Pengen menengok bagaimana kondisi pendidikan siswa yang ada di Indonesia timur..

    ReplyDelete