Kami Masih Membutuhkan Kalian, SM-3T

WAMENA, 2 September 2014 hari ini adalah hari bersejarah dan luar biasa dalam hidupku, di mana hari ini adalah hari penentuan tempat pengabdianku di selama satu tahun di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Propinsi Papua.
SM-3T, MAJU BERSAMA MENCERDASKAN INDONESIA.

Papan Sekolah Dengan Akreditasi A
Yang mengejutkan, saya mendapatkan sekolah yang bisa di kategorikan bagus dan mungkin bisa di bilang tidak membutuhkan tambahan guru yang masih terbilang muda dan tanpa pengalaman seperti kami ini. Disisi lain, jika dibandingkan dengan sekolah tempat pengabdian teman-teman seperjuangan SM-3Tku, sangat jauh. Tempat mereka ditempatkan sebagian tidak mendapatkan aliran listrik 24 jam, sinyal dan lain sebagainya. Keadaan sekolah pun, dari bagian administrasi, kelengkapan fasilitas, sampai fisik sekolah SMPN 3 Wamena terbilang cukup bagus. Pantaslah saat pertama kali menginjakkan kaki di halaman sekolah ini, kami di sambut dengan plang nama sekolah dengan keterangan “Terakreditasi A” yang berdiri dengan gagahnya menghadap ke jalan tepat di mulut gerbang, membuat siapa saja yang melewati sekolah ini akan langsung tau bahwa sekolah ini adalah sekolah dengan kwalitas yang tidak biasa.

SMP Negeri 3 Wamena ini, adalah sekolah tertua dan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang ada di distrik Asolokobal. Sekolah ini terdiri dari 9 kelas dengan siswa yang berjumlah 307 anak. Kelas VII terdiri dari 3 kelas, Kelas VIII terdiri dari 3 kelas, dan kelas IX  juga terdiri dari 3 kelas. Serta guru SMP Negeri 3 Wamena ini terdiri dari 15 Guru PNS dan 2 orang Honorer TU.

Aku ditugaskan disini bersama teman seperjuangan SM-3T dari LPTK Universitas Mulawarman bernama Inggar Irliwinanda dari jurusan matematika. Awal kami diperkenalkan oleh seisi warga sekolah, kami langsung di bawa ke ruangan kepala sekolah dan disambut dengan sangat baik untuk ukuran sekolah yang –katanya- membutuhkan guru-guru SM-3T. Ini terlalu mewah bagi kami.

Hal pertama yang membuat kami hampir tidak menoleh saat duduk di sofa ruang tamu kepsek ini adalah foto bersama dengan bapak nomor satu di Indonesia pada saat itu, yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Kami hanya mengangguk-angguk setuju saat Bapak Kepala Sekolah dengan bangganya menceritakan kedatangan Bapak SBY ke sekolah ini, sekolah di daerah kampung namun dengan akreditasi A.

Hal yang mengusik pikiran saya akhirnya saya bicarakan juga, saya menanyakan apakah perlunya kami di sekolah ini. Sekolah dengan akreditasi A, guru yang lengkap, dan administrasi tanpa cacat.

Bapak Ansgar Blasius Biru, yang berasal dari flores dengan garis muka yang tegas tapi manis itu menjawab dengan tenang sambil tersenyum mantap menjawab pertanyaan kami:
“Inilah SMP N 3 dengan keadaan fisik yang bisa terbilang bagus, namun saya sebagai Kepala Sekolah saat dinas mengumumkan akan ada guru-guru SM-3T, saya penuh harap juga mendapatkan bagian. Saya optimis kedatangan kalian dapat mengubah pola pendidikan di sekolah ini. Saya tidak bisa panjang lebar bercerita, kalian akan merasakan sendiri betapa sekolah ini sangat membutuhkan kalian. Sekolah ini butuh SM-3T.”
Dan kami hanya mengangguk-angguk mengiyakan. Belum mengerti.
Bersama Guru SMP N 3 Wamena
12 Desember 2014, kami telah 3 bulan mengabdi di sekolah ini. Dan kami sudah bisa mengangguk-angguk mengerti mengapa kami di sini, mengapa Bapak Kepala Sekolah mengatakan sangat membutuhkan kami. Kami sekarang bisa berjanji dalam hati, bahwa kami akan dengan benar menjalankan motto SM-3T, “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

Penulis: Endang S. Torina
Guru SM3T - SMPN 3 Wamena
Email: putra_petualang59@yahoo.com

0 Response to "Kami Masih Membutuhkan Kalian, SM-3T"

Post a Comment